Penutup PA dari Buku "Ditetapkan untuk Menghasilkan Buah"
Puji Tuhan! PA dari buku Ditetapkan untuk Menghasilkan Buah akhirnya selesai kami laksanakan setelah berjalan selama 8 bulan. Kami merasa sangat diberkati oleh pembahasan mengenai pengajaran-pengajaran Yesus pada malam terakhir menjelang kematian-Nya yang terdapat dalam isi buku ini. Untuk menutup PA kali ini, pada awal September lalu, seluruh staf YLSA berkumpul dalam kelompok besar dan mendiskusikan berbagai pelajaran yang kami dapatkan. Pemimpin PA memandu kami untuk merenungkan pertanyaan, "Buah-buah apa yang kami hasilkan setelah ber-PA dengan buku ini?" Selain itu, kami juga dipandu untuk membagikan hasil belajar dan beberapa kesan kami mengenai buku ini. Berikut kompilasinya.
Buah-buah yang Dihasilkan
- Perubahan isi doa: tidak hanya mendoakan kesejahteraan diri serta orang-orang sekitar, tetapi juga para misionaris yang berjuang untuk memberitakan Injil (Aji).
- Penguasaan diri: Belajar dari Petrus yang tidak bisa menguasai dirinya dan akhirnya ditegur oleh Tuhan, saya belajar untuk menguasai diri. Semakin saya bisa menguasai diri (dalam hal perkataan/tindakan), semakin saya belajar untuk sabar, rendah hati, dan taat. Ditambah lagi, saya yakin hal itu bukan karena kekuatan saya sendiri, melainkan karena Roh Kudus yang ada dalam saya (Ariel).
-
- Tantangan renungan dihadapi sehari-hari.
- Memperdalam ayat. Dari sisi penulis, banyak membahas sisi-sisi emosi, relasi, dll.. Hal ini memberikan tantangan yang real kepada saya sebagai murid Kristus.
- Lebih berserah dan sabar (Elly).
- Hati untuk misi Tuhan: Timbul semangat baru dan pengertian yang lebih mendalam untuk bermisi. Selama 8 bulan ini pula, Tuhan membuka kesempatan untuk mengaplikasikannya (Evie).
- Kerendahan hati: Saya semakin menyadari bahwa saya bukan siapa-siapa, saya bukan apa-apa. Semua hanya pemberian Allah. Tidak ada yang bisa dibanggakan selain Allah saja (Hadi).
Pelajaran yang Didapatkan
- Allah sendiri, melalui Roh Kudus, yang membuat kita sanggup dalam memberitakan Injil. Roh Kudus memberi hikmat dalam berkata-kata, menguatkan kita dalam penderitaan karena Injil, dan menginsafkan hati pendengar akan kebenaran Kristus. Manusia hanyalah perpanjangan tangan Allah, jadi segalanya mungkin karena Allah. Bukan usaha manusia (Aji).
- Dari Yohanes 16:1, Yesus sudah mengingatkan bahwa akan ada banyak penderitaan, jadi dalam mengikut Tuhan tidak boleh ada penyesalan karena mengikut Yesus adalah keputusan pribadi, dan kita harus siap menanggung apa pun risikonya (Ariel).
-
- Dari pasal 14, saya belajar tentang relasi dan mengasihi. Mengasihi dan melakukan sesuatu bagi Tuhan menjadi satu kesatuan. Iman & perbuatan menjadi kesatuan.
- Kristus mewakili Bapa. Kristus tidak membawa nama-Nya sendiri. Kristus menempati posisi-Nya yang tepat.
- Estafet: Firman Tuhan tidak boleh hanya berhenti pada diri kita sendiri. Walaupun dalam membawa tongkat estafet itu tidak sesuai dengan yang kita inginkan (karena kita maunya yang enak bagi diri kita), jadi kita juga harus meninggalkan zona nyaman kita dalam membawa tongkat estafet itu supaya orang yang belum mengenal/mendengar kasih Tuhan bisa mendengar dan merasakannya (Elly).
- Semakin dibukakan akan pengertian Tritunggal dan misi utama Yesus dalam mengembalikan pemahaman mengenai Allah Bapa. Pengertian tentang Allah Bapa yang sekarang dapat menolong saya untuk semakin memahami kehendak Bapa dalam hidup saya dan untuk berfokus pada pekerjaan Kristus yang lebih besar: menghasilkan buah (Indah).
- Saling mengasihi dan bersukacita dalam melakukan pelayanan (Kunarti).
- Belajar tentang buah yang Tuhan inginkan, yaitu bukan sekadar perbuatan baik, tetapi menaati keseluruhan firman Tuhan, khususnya Amanat Agung, dengan terus mengintrospeksi diri dan membangun hubungan yang erat dengan Allah Tritunggal (Mei).
Kesan mengenai Buku Ditetapkan untuk Menghasilkan Buah
- Buku ini menyadarkan saya akan realita kehidupan iman Kristen. Orang Kristen ditebus dan diselamatkan bukan untuk hidup nyaman dan puas dengan berbagai kebutuhannya, tetapi untuk memberitakan Injil sampai ujung Bumi dan memuliakan Allah Bapa. Siapa saja yang tidak taat akan dihukum (Aji).
- Saya merasa buku ini sangat kaya. Dari pasal 13 -- 17, banyak sekali pelajaran yang bisa didapatkan. Perkataan Yesus dalam satu malam bisa dijabarkan dengan makna yang sangat dalam, dan semua itu merupakan bekal bagi kita sebelum memulai pelayanan. Melalui buku ini, saya terdorong untuk melakukan introspeksi diri apakah saya sudah menghasilkan buah bagi Kristus? Buah apa saja yang saya hasilkan? Dan, apakah Tuhan berkenan dan menikmati buah yang saya hasilkan? (Ariel)
-
- Bahan terlalu padat, ada banyak ayat, waktu pendek jadi tidak semua sumber bisa dieksplorasi.
- Terlalu banyak ayat juga mengaburkan makna dari ayat utama, dari kitab Yohanes, sebab pembahasan bisa terkesan dicocok-cocokkan.
- Renungan dan ayat-ayat bisa beda jauh maknanya, jadi konsep-konsepnya kurang menyatu.
- Jadi lebih mengerti dan menghargai karya Tuhan. Renungan ini seperti melucuti/menelanjangi (bukan cuma menyindir) aku. Jadi lebih koreksi diri lagi. (Elly)
- Firman Tuhan dijelaskan secara mendalam dan rinci, mulai dari ayat sampai artikel renungannya. Metodenya juga tidak membosankan. Saya semakin mengerti bagaimana pentingnya menjalankan misi Allah, dan tetap teguh mengikut Yesus apa pun risikonya (Nehemia).
- Janji Tuhan yang dinyatakan dalam ayat-ayat dari Yohanes 13 -- 17 ditambah dengan pengalaman Michael Densmoor yang tertuang dalam renungan ini menunjukkan bahwa penginjilan bukan sekadar perintah, tetapi juga kehormatan, suatu privilege sebagai orang yang sudah diselamatkan. Penginjilan tidaklah mudah, tetapi Tuhan akan selalu menyertai dan menolong dalam setiap prosesnya. Jalan yang harus dilalui tidak akan selalu rata, tetapi tidak mustahil untuk ditempuh jika kita berjalan bersama-sama dengan Tuhan (Ody).
- Membaca renungan demi renungan dari buku karya Pak Michael Densmoor selama kurang lebih delapan bulan ini membuat saya banyak berpikir ulang dan merefleksikan hidup dan kehidupan rohani saya dalam mengikut Tuhan dan menjadi saksi-Nya. Buku karya Pak Densmoor yang ditulis dengan sangat apik, dengan pilihan kata yang kaya dan dalam, sungguh dapat mengena dalam hati dan pikiran. Saya yakin, buku ini akan selalu menimbulkan dampak dan perubahan pada diri, pemikiran, bahkan hidup pembacanya (Okti).
Kami merekomendasikan buku ini untuk Anda pakai sebagai bahan PA. Konten buku ini mengulas intisari dari Yohanes 15 -- 17 dengan membahas 2 -- 3 ayat per harinya. Namun, meski hanya tiga pasal, pelajaran yang bisa kita dapatkan dari renungan-renungan di dalamnya amatlah berguna bagi pembaruan iman kita. Dengan dasar-dasar alkitabiah yang kuat, pembaca akan diajak untuk memahami hati Tuhan untuk jiwa-jiwa yang terhilang, bahkan hingga saat ini. Versi cetak dari buku ini bisa Anda dapatkan melalui halaman berikut: http://www.momentum.or.id/index.php/mod_detil/11400003/en. Anda juga bisa mendapatkan versi digitalnya dengan menghubungi kami melalui email Redaksi: pa21@sabda.org.
Semoga isi buku ini dapat memotivasi Anda untuk hidup bagi-Nya, serta berbuah banyak agar nama-Nya semakin dikenal luas. Tetaplah bersemangat dalam ber-PA. Salam hangat dari redaksi.